Sunday, February 22, 2009

Makan dan minum di tempat orang yang mendapat musibah


Adalagi suatu kebiasaan di rumah orang yang mendapat musibah, yaitu mengundang orang takziah, lalu menghidangkan makanan dan minuman seperti pesta pernikahan. Budaya ini sangat bertentangan dengan ajaran islam, karena disamping tidak ada contoh dari Nabi, itu juga amalan bid’ah. Allah memperingatkan melalui surat Al Isra : 26 – 27 “janganlah kamu hidup bergaya boros, karena gaya hidup boros itu temannya syetan dan syetan itu adalah musuh manusia yang paling nyata.” Selain itu secara logika dan hati nurani, apakah kita tega datang ke rumah orang yang mendapat musibah kemudian bersama-sama menyantap makanan di sana. Setelah makan kita pulang, keluarga yang mendapat musibah menghitung biaya takziah, karena makan, minum, ajaran animisme, uang habis, amal tak dapat, bahkan yang didapat dosa berbuat bid’ah. Setiap bid’ah adalah dosa, setiap dosa dekat dengan neraka.

Saturday, February 21, 2009

Kirim-mengirim Fatihah kepada orang mati


Masih ada amalan yang salah dilakukan oleh umat Islam kepada orang yang sudah meninggal, yaitu amalan yang tidak akan sampai, seperti pada hari raya Idul Adha, ada keluarga yang menyembelihkan kambing untuk yang sudah wafat, adalagi yang memberikan sadaqah kepada masjid atau pesantren dari si Polan yang udah wafat,.adalagi yang mewakafkan sejadah ke masjid atas nama orang yang sudah meninggal, adalagi keluarga yang menghajikan saudaranya yang sudah meninggal. Semua ini adalah amalan yang tidak akan diterima karena berdasarkan ayata dalam Al Quran antara lain: Surat Yunus:41 berbunyi: “amalku untukku, amalmu untukmu.” Diperkuat lagi oleh Surat Al Najm yang berbunyi: “seseorang tidak akan mendapat pahala atau kebaikan dari orang lain, kecuali dari usaha dia sendiri.” Jelas bahwa orang yang sudah mati tidak dapat beribadah dan tidak ada lagi kemempuan untuk beramal. Ada tiga hal yang dapat menolong orang yang sudah meninggal, yaitu pertama, bila almarhum pernah bersedekah untuk kepentingan agama, sadaqatun jariah, kedua semasa ia masih hidup meninggalkan ilmu yang bermanfaat, ketiga ia meninggalkan anak yang soleh, yang akan selalu berdoa. Ketiga amalan inilah yang dapat menolong orang yang sudah meninggal.

Friday, February 20, 2009

Mengapa takziah itu dibatasi

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul, dalam menyampaikan ajaran kepada umat manusia, disamping sebagai sariat juga mempunyai kandungan mutiara yang amat berguna bagi manusia. Kandungan mutiara itu antara lain:

  1. Agar manusia dalam menerima musibah jangan berlarut-larut, cukup tiga hari, kemudian manusia harus bangkit dan keluar dari musibah itu.
  2. Kewajiban keluarga pada jenazah dapat berlangsung sepanjang hidup, antara lain dengan berdoa kepada Allah SWT , kiranya almarhum dapat diampuni segala dosanya, diampuni segala kesalahannya dan diterima ibadahnya. Jadi untuk menolong almarhum hanya doa, terutama doa anak yang soleh.
  3. Kalau keluarga musibah sudah mendapat musibah kemudian disusul lagi dengan musibah lain, menyiapkan makanan, minuman, dan semua itu memerlukan biaya untuk nujuh, 40, 100 hari sampai jutaan rupiah, tenaga habis, waktu terkuras, sedangakan pesta itu tidak ada manfaatnya sama sekali, baik kepada keluarga maupun almarhum.

Jadi kalau ditinjau dari berbagai kajian, ternyata peringatan hari kematian ke-7, 40, 100 hari yang diisi dengan bacaan Yasin, tahlil, dan kirim mengirim Fatihah, adalah pesta kematian gado-gado. Ada ajaran animisme dengan peringatan kematian ke-7,40 dan 100 nya, dan walisongo dengan membaca Yasin, tahlil dan mengirim Fatihah. Padahal Allah SWT dalam surat Al Baqoroh: 42, memperingatkan umat islam,”janganlah kamu campur adukan ibadah yang hak dengan yang bathil, padahal kamu sudah diberitahu.”

Thursday, February 19, 2009

Takziah yang salah kafrah


Kendatipun ajaran Islam sudah hampir 250 tahun masuk di negeri ini, namun masih banyak umat islam yang salah kafrah dalam melaksanakan takziah atau memperingati hari kematian seseorang, di negeri kita ini sebagai negeri yang paling ahli dalam membuat, menciptakan ibadah baru atau amalan baru yang keluar dari jalur ajaran islam, maka takziah ini pun tidak ketinggalan diintervensi oleh ajaran agama lain, misalnya dalam melaksanakan takziah, ada yang melakukan takziah 7 hari, takziah 40 hari, takziah 100 hari, bahkan ada yang sampai 1000 dan 3000 hari.

Ada tiga metode takziah

Dalam melaksanakan takziah, atau memperingati kematian seseorang oleh keluarga di negeri kita ini tedapat tiga metode atau tiga cara, yaitu melaksanakan takziah 3 hari, kemudian tutup, sama sekali tidak ada upacara peringatan kematian. Adapula yang melaksanakan dengan metode nujuh hari, empat puluh hari, ditutu[ dengan 100 hari. Adapula metode perampingan, melakukan peringatan tiga hari tapi diumumkan sekaligus nujuh hari, metode lain yang lebih dramatis, ada yang memperingati hari kematian sampai 1000 hari bahkan 3000 hari.

Setelah diteliti, ada referensi yang akurat mengenai asal mula terjadinya nujuh hari, empat puluh hari, seratus hari dalam memperingati kematian tersebut. Ini berasal dari ajaran dinasti Hiyang, yang pernah hidup 2000 tahun sebelum masehi di daratan Tiongkok, lalu ajaran ini berkembang ke India, masuk dalam ajaran hindu yang merupakan agama terbesar di India saat itu. Kemudian setelah budha gautama mendirikan agama budha, yang juga berkembang di India, maka ajaran hindu inipun masuk keajaran budha. Kemudian saat agama budha masuk ke Indonesia, jauh sebelum agama islam datang, maka ajaran budha ini pun dipeluk dan dijadikan kepercayaan orang Indonesia pada saat itu, bahkan agama budha pernah berjaya di Indonesia, mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Agama Budha di Bukit Siguntang, Mahameru Bukit Besar Palembang. Kejayaan agama budha juga terlihat dengan berdirinya candi borobudur, candi prambanan di Jawa. Dengan demikian kalau sampai hari ini masih ada sisa-sisa ajaran budha di negeri ini,, memang sesuatu yang sangat wajar. Namun harusnya sebagai umat islam yang memiliki aqidah, tauhid dan sudah berilmu, sudah sewajarnya meninggalkan semua sisa-sisa ajaran budha tersebut, termasuk meninggalkan upacara peringatan kematian hari ke 7 – 40 – 100 tersebut dan cukup dengan bertakziah menurut ajaran islam hanya tiga hari.

Amalan dalam takziah

Dalam takziah baik dalam 3 hari maupun 40 hari, ternyata ada pula ciptaan Walisongo, yaitu adanya pembacaan Yasin bersama, baca tahlil dan kirim Al Fatihah, ketiga amaln ini kalau ditinjau dari sariat Islam berbau Bid’ah, karena tidak pernah dicontohkan oleh nabi, para sahabat bahkan para ulama. Nabi pernah menyampaikan sebuah hadis “setiap bid’ah itu sesat, walau menurut manusia baik (HR Bukhori Muslim). Diperkuat lagi dengan hadis lain yang berbunyi “setiap amalan yang tidak ada contoh dari Nabi, amalan itu akan ditolak”, kedua hadis ini sangat berkorelasi dengan isi surat Al Hasyr “ikutilah apa yang datang dari Rasul Ku dan jauhilah apa yang bukan datang dari Rasul Ku”.

Dari hadis dan surat ini jelas manusia apapun jabatannya tidak berhak untuk menciptakan ibadah sendiri, karena yang berhak menetapkan suatu ibadah itu hanyalah Nabi Muhammad SAW, kendatipun orang itu seorang ulama, kiyai, dll.

Tuesday, February 17, 2009

Takziah



Sejarah Takziah

Pada suatu hari ketika Rasulullah SAW masih berada di madinah, datanglah seorang sahabat yang bernama Polan menghadap Rasul, ya Rasulullah SAW, tadi malam ada sahabat kita yang meninggal dunia bernama Ali jakfar, kami minta petunjuk bagaimana kami memperlakukan keluarga tersebut. Rasulullah SAW menjawab,”Bantu keluarga Ali jakfar, bawakan bahan makanan, dan takziahi” (HR Abu daud, Tarmizi, Ibnu majah, Al baihaqi, Hambali dan Abdullah bin jakfar bin Abi thalib. Kemudian pada hari yang lain wafat pula seorang wanita, datang pula seorang sahabat kepada Rasulullah SAW, minta petunjuk atas musibah tersebut, maka Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk, antara lain “kalau kamu mendapat musibah, janganlah kamu berkabung lebih dari 3 hari. Dari kedua hadis yang berkenaan dengan musibah ini, maka sahabat dan ulama sepakat bahwa takziah kepada keluarga yang mendapat musibah, tidak boleh lebih dari tiga hari.

Pendapat beberapa ulama

Dalam mambahas takziah ini, ada beberapa ulama yang sangat berpengaruh dalam islam, antara lain Imam Nawawi, Imam Hambali, Imam Sofyan Sauri dan yang paling berpengaruh di Indonesia adalah Imam Syafei, berpendapat bahwa takziah , paling sedikit satu hari dan paling banyak tiga hari dan disunatkan untuk datang melayat sebelum jenazah dimakamkan. Dalam hal takziah dan melayat ini, Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan sebuah hadis “barang siapa yang melayat dan bertakziah kepada keluarga yang mendapat musibah maka ia akan mendapat kehormatan di akhirat nanti sebagai orang yang mulia.”

Hukum takziah

Takziah itu hukumnya sunat, hal ini dikemukakan oleh Imam Nawawi, Imam sofyan, Imam Sauri, dan Imam Syafei, karena perintah takziah ini dilandasi oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Al Baihaqi, Amir bin Hamz, jadi kalau sesuatu berdasarkan pada hadis maka sifatnya sunat dan kalau kita hubungkan dengan ayat Al Quran, takziah ini salah satu manifestasi dari Habluminannas dan wujud dari ayat yang berbunyi “kaum Mukminun itu bersaudara, pelihara persaudaraan kamu (QS. Hujurat 10) dan takziah ini adalah arisan wajib, hari ini kita bertakziah kepada orang lain, suatu saat kita pun akan ditakziahi, inilah arisan wajib hukumnya.