Friday, February 13, 2009

valentine


Valentine’s day merupakan saat yang dinanti-nantikan terutama oleh kaum muda. Saat itu mereka saling mengungkapkan cintanya kepada rekan atau orang yang dicintainya. Semua itu ternyata tidak dikonsumsi oleh kaum nasrani saja. Banyak umat islam yang turut serta melibatkan diri. Padahal valentine’s day bukan tradisi islam. Valentine’s day berasal dari nasrani. Kita sebagai umat islam akan meninjau lebih dulu valentine’s day dari kacamata islam sebelum mengakuinya sebagai budaya yang logis. Untuk itu perlu kita ketahui apa dan siapa valentine itu? Permasalahan ini menarik untuk diketahui dan dipahami seperti yang dikupas panjang lebar oleh Dr. setiawan budi utomo dalam buku fikih kontemporer berikut ini.

Sekilas sejarah valentine’s day

Pertama, tanggal 14 februari, diperingati dalam suatu perayaan yang menghormati Santo Valentine yang dihukum mati tahun 270 M. kedua, suatu hari dimana orang yang sedang jatuh cinta secara tradisi saling mengirim pesan cinta dan hadiah. Lantas siapakah SantoValentine? Santo Valentine adalah nama seorang pendeta yang dianggap pelindung orang yang bercinta. Dia dihukum mati karena melanggar peraturan yang dibuat Emperior Claudios II Gothicus. Sang emperior melarang pemuda-pemuda berstatus bujangan untuk menikah. Ia menganggap tentara yang masih single jauh lebih baik berprestasi daripada yang sudah beristri. Hal ini tidak disetujui oleh santo valentine, tanpa sepengetahuan sang penguasa dia menikahkan sepasang pemuda-pemudi. Pendeta tersebut dipenggal di Roma pada tahun 270 M (sumber lain 269 M) dan dikuburkan di tepi jalan Flaminia.

Hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari selalu dikaitkan dengan hari kasih sayang. Benarkah hari itu adalah hari untuk menyebarkan kasih sayang? Bila diteliti lebih lanjut, valentine’s day adalah sebuah upacara keagamaan Romawi yang menyembah dewa Lupercus (dewa kesuburan, padang rumput dan hewan ternak). Dapat kita simpulkan bahwa, pertama, valentine’s day berakar dari upacara keagamaanRomawi kuno untuk menyembah dewa mereka yang dilakukan dengan penuh kemusyrikan. Kedua, upacara yang biasa dilaksanakan pada tanggal 15 februari tersebut, pada tahun 496 M oleh Paulus Galasum I diganti dengan tanggal 14 Februari. Ketiga, agar masyarakat dunia mnenerima, hari itu disebarluaskan dengan dalih “ Hari Kasih Sayang” yang kini telah tersebar di berbagai Negara yang mayoritas penduduknya islam.

Lalu benarkah hari valentine itu hari untuk menyebarkan kasih saying dan menyatakan cinta? Sungguh sangat memprihatinkan! Bukankah dengan demikian seolah-olah islam tidak mengenal cinta kasih. Padahal dalam islam ajaran cinta kasih memiliki kedudukan tersendiri dengan skala prioritas sebagaimana yang tercantum dalam Alquran.

“Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdegangan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul Nya serta berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At-Taubah : 24)

Demikian juga Allah SWT menjelaskan dalam ayat-ayat lainnya, seperti pada Al Baqarah :165, AL Fath : 29 dan Al Maidah : 54. valentine’s day yang berbau syirik tersebut bisa terbungkus dan terpoles rapi, sehingga diminati dan digandrungi oleh generasi muda islam yang tidak memiliki furqon (ghozwul fikri). Untuk itulah penting bagi kita menghindar dan menjauhkan diri dari taqlid, agar tidak terpedaya dengan musuh-musuh islam dan hanyut dalam peniruan yang membabi buta kepada mereka tetang hal yang membahayakan, bukan bermanfaat. Firman Allah SWT : “Orang-orang yahudi dam nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka “. (Al Baqarah : 120)

Diriwayatkan dari Abi Sa’id Al Hudzri, bersabda Rasulullah SAW : “Sungguh kamu akan mengikuti sunnah (acara-acara, tradisi, sikap, kebiasaan) orang-orang sebelum kamu selangkah demi selangkah, hingga mereka masuk lubang biawak pun kamu akan memasukinya”. Para sahabat bertanya, “Yahudi dan Nasrani?” . “lalu siapa lagi?”, jawab Rasulullah SAW (HR Bukhori Muslim).

Sabda Rasulullah SAW : “Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia tergolong kaum itu” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Untuk itu, kita tidak boleh terkecoh dengan kemasan valentine’s day yang tidak lain merupakan piranti efektif musuh-musuh islam untuk menjauhkan, menggerogoti akidah dan mengoyak akhlak serta tali ikatan generasi muda muslim dengan Rabb nya. Jelaslah valentine’s day merupakan budaya asing (non islam). Mengikutinya berarti menghidupkan dan melestarikan tradisi jahiliyah. Dan itu nyata-nyata bertentangan dengan syariat islam. Mari kita songsong masa depan dengan optimis dengan slogan Bangkit Negeriku, Harapan Itu Masih Ada!

(dikutip dari Sumatera Ekspres, 13 Februari 2009)

No comments:

Post a Comment

silahkan masukkan komentar anda